Dalam catatan sejarah dunia, tidak banyak nama yang bisa menyamai ketakutan dan kekaguman seperti Jenghis Khan. Dan tentu saja, ini bukan tanpa alasan yang baik: dia dianggap sebagai penakluk terbesar dalam sejarah dunia. Jenghis Khan berhasil membangun kerajaan kontinental terbesar yang pernah ada dari sekelompok suku nomaden yang selalu bertengkar di Asia Tengah. Keberhasilan besar dalam sejarah dunia ini tentu tidak datang hanya dari keberuntungan semata. Jadi apa rahasia kesuksesan Jenghis Khan dan pasukannya sebagai penakluk? Kebenarannya lebih kompleks daripada yang Anda bayangkan.
Sejak lahir, Jenghis Khan sudah menunjukkan kehebatannya. Menurut The Secret History of the Mongols, Jenghis Khan lahir dengan tanda pembekuan darah, sebuah pertanda bahwa dia akan menjadi pejuang yang berani. Sebelum menjadi Jenghis Khan, dia hanyalah Temujin kecil, seorang anak yatim piatu tanpa suku yang hidup di padang rumput Mongolia. Namun, melalui pembentukan aliansi yang cerdik, termasuk dengan istri pertamanya, Börte, dan bantuan rekan kuatnya, Toghrul, dia berhasil menjadi pemimpin yang hebat.
Tentara di bawah komando Jenghis Khan memiliki koneksi yang sangat baik baik secara internal maupun eksternal. Mereka menggunakan sistem kurir komunikasi inovatif, menerapkan taktik spionase, dan memiliki keunggulan dalam operasi tempur. Pasukan Mongol adalah pasukan kejutan profesional, yang mampu mengirim barisan pemanah berkuda dengan efisiensi dan efektivitas yang luar biasa.
Meskipun Jenghis Khan berhasil memperluas kerajaannya dari Tiongkok hingga Iran, hal ini hanya menjelaskan bagaimana dia mendapatkan wilayah tersebut, bukan bagaimana dia mempertahankan kekuasaannya. Meskipun brutal dalam kampanye militernya, Jenghis Khan dan keturunannya mempromosikan perdamaian dan keberagaman budaya. Mereka mendukung perdagangan, seni, dan kerajinan tangan, serta membangun infrastruktur dan membiayai pengembangan ilmu pengetahuan.
Namun, kebijakan Jenghis Khan terhadap bangsa-bangsa yang ditaklukkan sangatlah sederhana: tunduk atau dihancurkan. Kebijakan ekstrem ini sering kali dianggap sebagai genosida, karena jumlah korban yang tewas sangat besar. Meskipun ada beberapa negara yang berhasil bertahan hidup dengan menyerah pada Mongol, namun banyak juga yang mengalami penurunan populasi yang signifikan akibat pendudukan mereka.
Jadi, meskipun Jenghis Khan dikenal sebagai penakluk yang kejam, dia juga memiliki sisi lain yang mendorong perdamaian dan keberagaman budaya. Keberhasilannya dalam membangun kerajaan yang luas dan kuat, serta dukungannya terhadap seni, ilmu pengetahuan, dan perdagangan, membuatnya menjadi salah satu tokoh yang penuh kontradiksi dalam sejarah dunia.