Batu bara sebagai salah satu sumber energi utama dunia, telah lama menjadi pemasok utama energi listrik dan industri. Namun, di masa kini, batu bara dinilai masih sulit lepas dari persepsi sebagai energi kotor dan tidak berkelanjutan. Meskipun demikian, di Indonesia terdapat berbagai upaya yang sedang dilakukan untuk menjadikan komoditas ini lebih ramah lingkungan.
Menurut Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep) Bisman Bakhtiar, salah satu upaya yang mulai diterapkan di Indonesia adalah menerapkan praktik penambangan yang baik atau praktik penambangan yang baik di sektor batu bara. Hal ini merupakan langkah positif dalam menciptakan pertambangan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Namun laju ekspansi perusahaan batu bara seperti PT Adaro Energy Tbk, PT Bayan Resources Tbk, dan Geo Energy Resources Ltd juga menjadi sorotan, karena dianggap sebagai alasan Indonesia terus terhambat dalam menerjemahkan transisi menuju emisi net zero (NZE). Penyumbatan ini mungkin memberikan kontribusi negatif terhadap lingkungan, terutama terkait masalah emisi gas rumah kaca yang merugikan.
Meskipun demikian, upaya seperti yang dilakukan oleh PT Adaro Energy Tbk dalam meningkatkan ketersediaan aluminium yang diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik atau kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Hal ini merupakan contoh positif dari bagaimana perusahaan batu bara dapat berkontribusi pada upaya perlindungan lingkungan dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Di satu sisi, upaya untuk menjadikan batu bara lebih ramah lingkungan di Indonesia merupakan langkah positif yang patut diapresiasi. Dengan menerapkan praktik pertambangan yang baik dan berkontribusi pada pengembangan energi ramah lingkungan seperti EV, batu bara bisa tetap menjadi sumber energi penting tanpa harus merugikan lingkungan.
Namun di sisi lain, masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk mengatasi persepsi negatif yang melekat pada batu bara sebagai energi kotor dan tidak berkelanjutan. Perusahaan-perusahaan batu bara terkenal perlu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam operasinya, serta terus berinovasi dalam mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan pertambangan mereka.
Terlebih lagi penting bagi pemerintah Indonesia untuk menerapkan kebijakan yang mendukung transisi energi menuju kemiskinan, sekaligus memberikan insentif bagi perusahaan yang berkomitmen untuk beroperasi secara ramah lingkungan. Dengan demikian, batu bara bisa tetap relevan sebagai sumber energi yang penting, namun diakui dan dihargai sebagai komoditas yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Meskipun batu bara masih menghadapi tantangan dalam melepaskan persepsi sebagai energi kotor dan tidak berkelanjutan, langkah-langkah positif yang tengah dilakukan di Indonesia menawarkan harapan untuk menjadikan komoditas ini lebih ramah lingkungan. Melalui kerjasama antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat, batu bara dapat tetap menjadi bagian integral dari sumber energi global, namun dalam konteks yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.