Pluto dulunya adalah salah satu planet di Tata Surya, tetapi sayangnya pada tahun 2006, ia diusir dari klub planet-planet yang eksklusif. Alasannya? Persatuan Astronomi Internasional (IAU) memutuskan bahwa Pluto sekarang hanya bisa disebut sebagai planet kerdil. Jadi, sekarang kita hanya memiliki delapan planet di Tata Surya.
Penemuan Pluto sendiri cukup menarik. Clyde Tombaugh, seorang astronom yang baru saja bergabung dengan Observatorium Lowell di Arizona, menemukan Pluto pada tahun 1930. Dia sebenarnya sedang mencari benda langit misterius yang bisa menjelaskan ketidakteraturan dalam orbit Uranus. Setelah beberapa bulan, dia akhirnya menemukan objek berbatu di luar Uranus yang dia yakini sebagai penyebab ketidakteraturan tersebut. Dan benda itu pun diberi nama Pluto, diambil dari nama dewa dunia bawah dalam mitologi Romawi.
Meskipun Pluto lebih kecil dari planet-planet lain yang sudah diketahui, ukurannya masih cukup besar untuk dianggap sebagai planet. Namun, peneliti kemudian menemukan bahwa Pluto sebenarnya tidak cukup besar untuk memberikan tarikan gravitasi yang bisa mempengaruhi orbit Uranus. Selain itu, pada tahun 1990-an, para astronom juga menemukan bahwa Pluto dikelilingi oleh sejumlah objek yang berukuran serupa, dan mereka semua berada di wilayah yang kemudian dinamai Sabuk Kuiper.
Debat tentang status Pluto sebagai planet mencapai puncaknya pada pertemuan tahun 2006 di Praha. IAU akhirnya memutuskan bahwa Pluto harus turun pangkat menjadi planet kerdil. Jadi, sekarang Pluto menjadi prototipe dari kategori baru objek trans-Neptunus.
Meskipun Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet utama, tetapi keberadaannya masih tetap menarik untuk diteliti. Siapa tahu, mungkin suatu hari nanti akan ada penemuan baru yang membuat kita melihat Pluto dengan cara yang berbeda. Yang pasti, Pluto akan tetap menjadi bagian penting dari Tata Surya kita, meskipun hanya sebagai planet kerdil.