Misteri di Balik Penurunan Jumlah Paradoks Krill saat Paus Berkurang

Alam semesta ini memang penuh dengan misteri, dan salah satunya adalah paradoks krill yang menggelitik pikiran kita. Siapa sangka, hewan kecil bernama krill ini menjadi makanan utama paus, termasuk paus biru yang terkenal besar itu. Paus memangsa krill dengan rakusnya, sehingga kita mungkin berpikir bahwa semakin sedikit paus, maka populasi krill akan meledak. Tapi nyatanya, hal ini justru tidak terjadi.

Menurut penelitian terbaru yang dimuat dalam jurnal Nature pada tahun 2021, populasi krill mengalami penurunan yang signifikan di tengah-tengah berkurangnya jumlah paus. Para ilmuwan sebelumnya memprediksi bahwa berkurangnya jumlah paus akibat ulah manusia dan perubahan iklim akan menyebabkan peningkatan jumlah krill sebagai makanan paus. Namun, kenyataannya justru sebaliknya. Populasi krill malah ikut menyusut ketika jumlah paus menurun.

Fenomena ini kemudian dikenal dengan istilah paradoks krill. Dalam kurun waktu dari tahun 1900 hingga 1970, sekitar 1,5 juta paus besar di Antartika telah diburu untuk kepentingan industri. Hal ini menyebabkan 99% populasi paus biru yang ada pada tahun 1900 punah pada tahun 1960. Pada tahun 1970-an, para ilmuwan berhipotesis bahwa tanpa paus, populasi krill akan berkembang pesat dan predator lain akan memenuhi rantai makanan tersebut. Namun, kenyataannya jauh dari harapan.

Penurunan populasi krill terbesar terjadi di daerah di mana paus sering diburu. Ini menjadi bukti bahwa paus sebenarnya memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Meskipun paus memakan jutaan krill setiap harinya, mereka juga membantu dalam meningkatkan populasi krill melalui feses mereka yang kaya akan zat besi.

Feses paus mengandung zat besi yang kemudian didistribusikan ke permukaan laut. Zat besi ini sangat penting bagi fitoplankton, yang merupakan produsen primer di perairan. Fitoplankton ini menjadi sumber makanan krill, yang kemudian dimakan oleh paus. Dengan demikian, terbentuklah lingkaran kehidupan yang harmonis antara paus, krill, dan fitoplankton.

Studi yang berjudul Whales Maintains High Wealth of Krill; Both Are Ecosystem Engineers di Southern Ocean menunjukkan bahwa paus dan krill memiliki hubungan simbiosis yang saling menguntungkan. Paus membantu meningkatkan populasi krill melalui kontribusi mereka terhadap sumber makanan fitoplankton. Semakin banyak paus, semakin melimpah nutrisi yang tersedia untuk fitoplankton, krill, dan ikan-ikan kecil lainnya.

Jadi, jangan meremehkan peran paus dalam ekosistem laut. Mereka bukan hanya pemangsa utama krill dan ikan, tetapi juga merupakan penopang utama bagi kelangsungan hidup populasi krill dan ikan-ikan kecil lainnya. Dengan demikian, paradoks krill ini mengajarkan kita bahwa segala sesuatu di alam semesta ini saling terkait dan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *