Setiap tahun, kita merayakan Hari Guru Nasional pada tanggal 25 November. Tema perayaan ini selalu berbeda-beda setiap tahunnya. Pada tahun 2024, tema yang diangkat adalah “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Namun, dibalik perayaan ini, terdapat sejarah panjang tentang bagaimana Hari Guru terbentuk.
Salah satu bagian dari sejarah tersebut adalah kiprah organisasi guru pribumi pertama pada masa Hindia Belanda, yaitu PGHB. Pada tahun 1912, Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) didirikan sebagai organisasi guru pertama di Hindia Belanda. Organisasi ini diprakarsai oleh Mas Ngabehi Dwidjosewojo, seorang guru bahasa Jawa di Kweekschool Yogyakarta dan sekretaris dalam Kongres Boedi Oetomo. Mas Ngabehi memulai perjuangan untuk menciptakan wadah bagi para guru pribumi.
Anggota PGHB terdiri dari Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah dengan latar belakang pendidikan, pangkat, dan status sosial yang berbeda-beda. Mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua yang menggunakan bahasa daerah dan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar.
Pada awal berdirinya, Karto Soebroto menjadi pemimpin PGHB. Tujuan utama PGHB adalah untuk memperjuangkan kenaikan penghasilan guru-guru pribumi yang mengajar di sekolah-sekolah Pemerintah Hindia Belanda serta mengembangkan sistem pembelajaran agar setara bagi anak-anak pribumi.
Namun, pada tahun 1919, PGHB mulai mengalami perpecahan di antara anggotanya. Perpecahan ini terjadi karena upaya kenaikan gaji yang sulit dicapai oleh para guru dan juga dipengaruhi oleh kondisi sosial dan politik saat itu. Banyak anggota PGHB yang merupakan guru-guru sakalab milik Pemerintah Hindia Belanda, sehingga sulit untuk melawan kebijakan pemerintah.
Meskipun mengalami perpecahan dan kesulitan, PGHB tetap bertahan hingga tahun 1932. Selain PGHB, muncul pula organisasi guru baru seperti Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), dan Hogere Kweekschool Bond (HKSB).
Selain organisasi guru yang bercorak keagamaan atau kebangsaan, ada pula organisasi lain seperti Christelijke Onderwijs Vereniging (COV), Katholieke Onderwijsbond (KOB), Vereniging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.
Dengan berbagai perjuangan dan perpecahan yang terjadi, Hari Guru Nasional tetap menjadi momen penting untuk menghargai peran guru dalam mencerdaskan bangsa. Semoga kita semua dapat terus menghargai dan mendukung peran guru dalam menciptakan generasi penerus yang cerdas dan berkualitas. Selamat Hari Guru Nasional!