Peristiwa tragis ini terjadi pada awal tahun 1258. Saat itu, Daulah Abbasiyah dipimpin oleh Khalifah al-Mukta’sim. Di bawah kepemimpinannya, Daulah Abbasiyah mengalami kehancuran yang memilukan. Pasukan Mongol menyerbu dan membakar Kota Baghdad, menjadikannya puing-puing dan abu.
Dr. H. Syamruddin Nasution, M.Ag. dalam bukunya “Sejaran Peradaban Islam” (Pusaka Riau, 2013) menyebutkan bahwa pasukan Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan berhasil menghancurkan banyak negara dan wilayah Islam, dari Asia Tengah hingga ke negeri Syam bagian selatan, dengan kekejaman dan kebiadaban yang tidak manusiawi. Setelah kematian Jengis Khan, Hulagu Khan mengambil alih kepemimpinan dan berambisi untuk menaklukkan Baghdad serta menghapus Daulah Abbasiyah yang saat itu tengah lemah karena perpecahan internal antara penguasa Ahlus Sunnah dan penganut Syiah.
Hulagu Khan mengirim surat kepada Khalifah al-Mukta’sim, menekannya untuk menyerahkan kekuasaan dan menghancurkan pertahanan kota. Khalifah menolak tuntutan tersebut dan bersiap untuk melawan serangan Mongol. Namun, penolakan tersebut memicu reaksi brutal dari Hulagu Khan. Kota Baghdad dikepung dan diserang dari segala penjuru, memaksa khalifah untuk memohon perdamaian.
Pada tanggal 10 Februari 1258, khalifah dengan pengawalan pasukan perang datang ke pangkalan Hulagu Khan, membawa hadiah-hadiah berharga sebagai tanda damai. Meski hadiah diterima, permohonan damai khalifah ditolak. Hulagu Khan memerintahkan agar rakyat Baghdad menyerah, dan dalam tempo satu minggu, kota tersebut dihancurkan bersama jutaan penduduknya. Lebih dari 1.800.000 orang tewas, termasuk khalifah sendiri. Satu-satunya putra khalifah berhasil melarikan diri ke Syiria, membawa atribut kebesaran khalifah dari Baghdad.
Dengan jatuhnya Baghdad ke tangan Mongol, kekuasaan Bani Abbas runtuh bersama dengan kekayaan ilmu dan peradaban Islam yang telah dibangun selama berabad-abad. Kehancuran ini menjadi titik akhir dari kekhalifahan Daulah Abbasiyah, sebuah tragedi yang menyedihkan bagi umat Islam. Para sejarawan menggambarkan bahwa runtuhnya Baghdad adalah salah satu peristiwa paling tragis dalam sejarah Islam, yang menghapuskan warisan ilmiah dan kebudayaan yang berharga.
Kekuasaan yang dibangun selama lima abad lenyap dalam sekejap, meninggalkan luka yang mendalam bagi umat Islam. Runtuhnya Baghdad sebagai pusat Negara Islam dianggap sebagai hal yang paling menyakitkan dalam sejarah umat Muslim. Semoga Allah memberikan kebijaksanaan dan petunjuk bagi umat Islam untuk menghadapi cobaan dan tragedi seperti ini di masa depan.