Orang-orang Mesir kuno tidak main-main dalam mendokumentasikan segala hal, mulai dari doa sampai pajak. Sepertinya pekerjaan itu benar-benar meninggalkan bekas pada tulang-tulang para juru tulis kerajaan tersebut, menurut penelitian terbaru dalam Scientific Reports. Mereka yang dikuburkan lebih dari 4.000 tahun yang lalu ini ternyata mengalami cedera yang cukup parah.
Para peneliti menemukan bahwa pergelangan kaki mereka menjadi rata akibat duduk bersila selama berpuluh-puluh tahun. Bahkan, cedera rahang akibat menggerogoti “pena” alang-alang yang digunakan oleh para pembuat dokumen juga bisa terjadi. Sang Egyptologist, Veronika Dulíková dari Charles University, menyebutkan bahwa hanya sekitar 1% orang Mesir kuno yang bisa membaca dan menulis. Mereka ini adalah tulang punggung penyelenggaraan pemerintahan, bekerja di kantor-kantor penting pemerintah, dan mencatat segalanya dengan teliti.
Menariknya, seiring waktu, mereka mengalami akibat cedera yang cukup serius. Tulang belakang yang mengalami osteoartritis, tulang paha dan pergelangan kaki yang rata merupakan bukti konkret dari pekerjaan yang tak kenal lelah. Para juru tulis Mesir kuno ini mungkin harus rela merasakan sakit di tubuh mereka untuk menjalankan tugas pemerintahannya dengan baik.
Meskipun banyak yang mengasosiasikan Mesir kuno dengan hieroglif rumit, sebenarnya para juru tulis mahir menggunakan versi aksara Mesir yang lebih efisien yang dikenal dengan hieratik. Namun, kelompok ini juga memiliki risiko penyakit lain seperti penggunaan sendi temporomandibular yang berlebihan akibat mengunyah ujung pena buluh.
Para ahli pun masih belum bisa memastikan pola cedera ini berlaku luas atau hanya pada kelompok tertentu. Selain itu, penelitian baru ini membuka jalan untuk mengonfirmasi asumsi tentang aktivitas fisik para juru tulis ini. Kami pun melihat ke depan untuk mendapatkan pengetahuan lebih lanjut tentang kehidupan para juru tulis Mesir kuno ini.