Misteri Vampir Umur 400 Tahun yang Direkonstruksi Arkeolog

Arkeolog Polandia menemukan makam yang sangat menarik dua tahun yang lalu. Di dalam makam tersebut, terdapat jenazah wanita dengan sabit di lehernya dan gembok di kakinya. Ilmuwan telah berhasil merekonstruksi wajah jenazah ini yang konon merupakan vampir berusia 400 tahun. Menurut laporan CBS News yang dikutip dari detikTravel pada Jumat (1/10/2024), makam ini ditemukan di Desa Pien.

Jenazah wanita ini diyakini berusia 400 tahun dan dipercayai bahwa sabit yang terdapat di lehernya digunakan untuk mencegahnya bangkit dari kematian. Sang arkeolog Swedia, Oscar Nilsson, mengatakan bahwa praktik seperti ini menjadi umum di Polandia pada abad ke-17 sebagai respons terhadap wabah vampir yang dilaporkan.

Nilsson juga menyebut bahwa warga desa pada masa itu mulai mengalami nasib buruk yang tidak dapat dijelaskan, sehingga mereka memutuskan untuk mengambil tindakan ekstrem dengan meletakkan sabit di leher jenazah tersebut. Rekonstruksi wajah vampir ini dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Nicolaus Copernicus di Torun bekerja sama dengan Oscar Nilsson menggunakan DNA, pencetakan 3D, dan tanah liat.

Selain sabit, Profesor Dariusz Polinski dari Universitas Nicolaus Copernicus juga menyebutkan bahwa dalam beberapa kasus, mayat vampir dibakar, dilempari batu, atau bahkan kepala dan kakinya dipotong. Sebagai contoh, bulan lalu, para arkeolog menemukan sisa-sisa ‘anak vampir’ yang dipenggal di Polandia.

Magdalena Zagrodzka, salah satu anggota tim peneliti yang menemukan jenazah ini, mengungkapkan bahwa wanita ini memiliki hiasan kepala sutra yang ditenun dengan benang emas dan perak, menunjukkan status sosial yang tinggi. Tim peneliti membuat replika tengkorak wanita ini menggunakan cetakan 3D untuk merekonstruksi wajahnya dengan detail yang akurat.

“Saya terbiasa merekonstruksi wajah, tetapi dalam kasus ini, saya juga ingin mengembalikan martabat manusianya,” kata Nilsson. Penemuan ini sungguh mencengangkan, terutama karena telah berabad-abad sejak peristiwa tersebut terjadi. Semoga penelitian ini dapat memberikan pemahaman baru tentang kepercayaan dan praktik kuno di masa lalu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *