Lady Jane Grey, seorang bangsawan muda Inggris yang dikenal sebagai “Ratu 9 Hari” karena pemerintahannya yang singkat dan tragis. Kisah hidupnya dipenuhi dengan intrik politik, agama, dan ambisi yang membawanya ke posisi tahta utama namun akhirnya berakhir dengan hukuman mati. Artikel ini akan mengungkap alasan di balik tragedi dalam hidup Lady Jane Grey. Kita akan menjelajahi masa kecilnya yang terpelajar, pernikahannya yang diatur, dan perannya dalam perebutan takhta Inggris setelah kematian Raja Edward VI. Temukan bagaimana Lady Jane Grey, meskipun hanya memerintah selama 9 hari, menjadi sosok penting dalam sejarah Inggris dan meninggalkan jejak yang tak terhapuskan.
Catatan sejarah menyatakan bahwa Lady Jane Grey hidup di tengah pergolakan di Inggris, di mana politik rumit, persekutuan yang berubah-ubah, dan kekerasan brutal merupakan hal yang biasa. Dilahirkan pada tahun 1537 dari orang tua yang ambisius, Lady Frances Brandon dan Henry Grey, Duke of Suffolk, Jane merupakan cicit langsung dari Raja Henry VIII. Sebagai seorang bangsawan wanita pada abad pertengahan, Jane hidup dalam kemewahan namun tidak terlepas dari kenyataan pahit bahwa ia hanyalah pion dalam politik yang dimainkan oleh kerabat laki-lakinya.
John Dudley, Duke of Northumberland, adalah salah satu tokoh berpengaruh pada saat itu dan bersama Henry Grey, dia merancang skema untuk mengangkat Jane ke takhta. Meskipun memiliki hubungan kekerabatan dengan raja, posisi Jane dalam garis suksesi tidak sesuai dengan sepupunya, Mary Tudor dan Elizabeth Tudor. Namun, Dudley memiliki rencana besar untuk mengubah situasi tersebut. Saat Raja Edward VI jatuh sakit parah, Dudley berhasil meyakinkannya untuk mengubah garis suksesi demi keluarga Protestan.
Jane secara tiba-tiba diangkat sebagai ratu setelah kematian Edward VI, namun dukungan rakyat justru lebih condong kepada Mary Tudor. Skema besar Dudley gagal dan Jane digulingkan hanya dalam sembilan hari pemerintahannya. Ia dipenjara, kemudian dipenggal pada tanggal 12 Februari 1554. Pemerintahan Ratu Mary I dikenang dengan kontroversi, sementara Jane hanya menjadi catatan kaki dalam sejarah.
Sejak lahir, Jane Grey telah dipersiapkan untuk menjadi seorang bangsawan. Dididik dengan baik dan terdidik dalam bahasa Yunani, Latin, dan Italia, Jane hidup dalam tekanan yang luar biasa. Kematian Raja Henry VIII membawa perubahan besar bagi Jane, mengangkat statusnya di istana dan menempatkannya di urutan keempat dalam garis suksesi takhta.
Meskipun demikian, hidup Jane tidak banyak dapat dinikmati karena ia harus tunduk pada aturan ketat yang menghimpitnya dalam kehidupan sebagai anggota keluarga bangsawan. Meskipun diangkat menjadi ratu tanpa keinginannya, Jane tetap teguh pada prinsip yang mengatakan bahwa mahkota bukanlah haknya dan bahwa Mary seharusnya menjadi pewaris sah.
Dengan demikian, kita melihat sosok Lady Jane Grey yang memiliki potensi besar namun terhalang oleh politik dan ambisi kerabatnya. Meskipun hidupnya singkat, jejaknya dalam sejarah tidak akan pernah terhapus. Lady Jane Grey, “Ratu 9 Hari,” akan selalu dikenang sebagai salah satu figure yang penting dalam sejarah Inggris.