Di Kigali, Rwanda, konferensi The International Network for Governmental Science Advice (INGSA) dimulai dengan seremoni pembukaan. Rapat ini, yang dikenal sebagai INGSA2024, membicarakan mengenai “The Transformation Imperative – Expanded Evidence for Inclusive Policies in Diverse Contexts” dan menyoroti pentingnya mengubah nasihat ilmiah menjadi kebijakan yang inklusif.
INGSA merupakan jaringan global yang sangat diakui bagi mereka yang tertarik dengan pengaruh pengetahuan terhadap aspek penting dalam kehidupan kita. INSA bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu dan lembaga yang beroperasi di antara penghasilan pengetahuan, pembuatan kebijakan, dan masyarakat. Selain hal itu, INGSA mempertemukan Komunitas Praktik agar dapat saling berbagi praktik terbaik dalam menghubungkan bukti dengan kebijakan. Tujuannya adalah untuk menguatkan penggabungan pengetahuan dalam proses pengambilan keputusan, baik di tingkat lokal maupun multilateral.
Dalam Konferensi tersebut, mempertemukan berbagai lembaga riset sains dan teknologi, peneliti, pengambil kebijakan, hingga organisasi dunia dalam mendorong saran ilmiah bagi arah pembangunan serta pengambilan kebijakan. Quirion menggarisbawahi, dunia tengah mengalami tantangan besar dan kompleks. Saran ilmiah di masa saat ini memerlukan pendekatan yang komprehensif, saling berhubungan, dan multidimensi.
Konferensi INGSA2024 yang diselenggarakan di Kigali menunjukkan kepemimpinan yang kuat dari Bab Regional INGSA yang sudah stabil di wilayah Afrika, Asia, dan Amerika Latin dan Karibia. Selain itu, ada juga informasi pembentukan Bab baru di Amerika Utara dan Eropa, serta penekanan pada pendirian divisi linguistik pertama bagi INGSA, yang diberi nama Réseau francophone international en conseil scientifique atau Jaringan internasional dalam bidang saran ilmiah berbahasa Prancis.
Anda bisa mengunjungi situs web INGSA untuk mendapatkan informasi lebih rinci.