Inilah Kelemahan yang Harus Diperhatikan oleh Para Pelajar Menurut Pakar

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mencetak generasi bangsa yang unggul di masa depan. Namun, sayangnya, mayoritas peserta didik di Indonesia mengalami kelemahan tertentu yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Apa sebenarnya kelemahan yang dimaksud?

Menurut Dr. Sifak Indana, seorang pakar pendidikan biologi dan dosen di Universitas Negeri Surabaya, kebanyakan pelajar di Indonesia kurang memiliki kemampuan berpikir saintifik untuk memverifikasi informasi secara logis berdasarkan ilmiah. Hal ini disebabkan oleh rendahnya literasi sains di kalangan peserta didik. Pendapat ini juga didukung oleh Dr. Ariyadi Wijaya dari Universitas Negeri Yogyakarta, yang menyatakan bahwa peserta didik hanya memahami rumus-rumus ilmiah tanpa benar-benar memahami makna dan manfaatnya.

Rendahnya literasi sains terbukti dari hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2022, di mana skor literasi sains Indonesia menurun meskipun peringkatnya naik dibanding tahun sebelumnya. Literasi sains didefinisikan sebagai kemampuan siswa menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan masalah sehari-hari berdasarkan pemahaman ilmiah.

Menurut Fajri Basam dalam bukunya tentang Pembelajaran Literasi Sains, seorang pelajar dianggap memiliki literasi sains yang baik jika mampu mengembangkan pengetahuan ilmiah, menemukan informasi penting, dan menggunakannya untuk keberlangsungan alam dan kehidupan sosial. Literasi sains memainkan peran penting dalam pemahaman dunia sekitar dan pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang dapat dipercaya.

Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya literasi sains di kalangan pelajar Indonesia antara lain adalah kurangnya pemahaman konsep dasar sains, metode pembelajaran yang masih konvensional, serta minimnya minat siswa terhadap membaca dan mempelajari materi pembelajaran. Peran guru juga turut berpengaruh, di mana kurangnya latihan soal literasi sains dan fokus pada penguasaan materi menjadi salah satu penyebabnya.

Di sisi lain, fasilitas penunjang pembelajaran sains di sekolah yang kurang mendukung juga menjadi faktor penyebab rendahnya literasi sains. Siswa juga seringkali tidak memiliki pengalaman praktis untuk mengaitkan pengetahuan sains dengan kehidupan nyata.

Dampak dari rendahnya literasi sains di Indonesia termasuk kurangnya kemampuan kreatif dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan, kesulitan dalam pemecahan masalah, lambatnya pengambilan keputusan, dan kurangnya kesadaran terhadap lingkungan sekitar.

Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya upaya bersama dari semua pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, guru, hingga orang tua. Pembelajaran sains perlu disajikan secara menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari, serta guru perlu mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Siswa juga perlu didorong untuk aktif bertanya dan mencari informasi lebih lanjut.

Dengan meningkatkan literasi sains di kalangan peserta didik, diharapkan generasi muda Indonesia akan mampu bersaing secara global dan menjadi generasi yang unggul di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *