Seorang arkeolog tanpa sengaja menemukan sebuah kota kuno yang hilang di dalam hutan rimba Meksiko. Kota suku Maya yang telah lama hilang ini ditemukan di negara bagian Campeche, Meksiko. Para arkeolog menyebut Campeche sebagai “blank spot” arkeologis di Dataran Rendah Maya, yang meliputi Belize, El Salvador, Guatemala, dan Meksiko bagian tenggara. Wilayah ini dulunya merupakan tempat tinggal Suku Maya sekitar 1.000 hingga 1.500 tahun yang lalu, namun sebagian besar wilayah tersebut telah lenyap.
Para arkeolog menemukan ribuan bangunan suku Maya yang belum pernah terlihat sebelumnya, termasuk sebuah kota besar yang mereka beri nama Valeriana, diambil dari nama sebuah laguna di dekatnya. Penemuan ini berkat teknologi LiDAR, yang dapat menembus hutan lebat Campeche timur dari atas dengan menggunakan laser untuk mengungkap apa yang tersembunyi di bawah hutan tersebut. Pemindaian LiDAR ini dilakukan pada tahun 2023 oleh The Nature Conservancy of Mexico.
Valeriana memiliki waduk, lapangan bola, piramida kuil, dan jalan lebar yang menghubungkan plaza-plaza tertutup. Para arkeolog berhasil mengidentifikasi 6.764 bangunan di Valeriana dan permukiman lainnya dengan berbagai ukuran. Kepadatan permukiman di daerah ini bahkan melebihi lokasi lain di Dataran Rendah Maya. Para arkeolog menduga banyak reruntuhan Maya yang tersembunyi di Campeche sejak tahun 1940-an.
Penulis utama studi ini, Luke Auld-Thomas, merasa terkejut dengan penemuan ini namun juga merasa puas karena harapannya tercapai. Tim peneliti menemukan tiga situs secara tidak sengaja ketika Auld-Thomas menelusuri data di internet. Dengan metode yang digunakan oleh para arkeolog, ia berhasil menemukan kota kuno yang sangat besar, yang diperkirakan pernah menjadi rumah bagi 30-50.000 orang pada puncak kejayaannya.
Valeriana, yang memiliki ciri khas ibu kota, berada di urutan kedua dalam hal kepadatan bangunan setelah situs Calakmul yang spektakuler. Kota ini selama ini “tersembunyi di depan mata”, hanya berjarak 15 menit berjalan kaki dari jalan utama dekat Xpujil, tempat tinggal mayoritas suku Maya saat ini.
Kota ini memiliki dua pusat utama dengan bangunan-bangunan besar yang terhubung oleh rumah-rumah padat dan jalan setapak. Ditemukan dua plaza dengan piramida kuil tempat orang Maya beribadah dan menyimpan harta karun. Penemuan ini membantu mengubah pemikiran Barat bahwa daerah tropis adalah tempat “peradaban mati”.
Dengan penemuan ini, kita semakin memahami kekayaan sejarah dan budaya Suku Maya yang hidup di wilayah ini. Semoga penemuan ini dapat memberikan wawasan baru bagi dunia arkeologi dan membantu menjaga warisan berharga ini agar tetap terjaga untuk generasi mendatang.