Baru-baru ini, dunia dikejutkan oleh percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump saat ia sedang berkampanye di Pennsylvania. Meskipun Trump berhasil selamat dari insiden tersebut, kejadian ini segera memicu diskusi di media sosial tentang kemampuan serial animasi “The Simpsons” dalam meramalkan masa depan. Banyak netizen mulai mengaitkan insiden ini dengan salah satu episode “The Simpsons” yang pernah menampilkan serangan terhadap Donald Trump saat berkampanye, meskipun dengan hasil yang berbeda. Namun, ternyata gambar “Trump” terbaring di peti mati yang viral belakangan ini bukan berasal dari serial The Simpsons, melainkan pertama kali muncul di forum daring 4Chan pada tahun 2017.
Meskipun demikian, selama bertahun-tahun, “The Simpsons” telah menjadi terkenal karena kemampuannya yang tampaknya tidak biasa dalam memprediksi berbagai peristiwa sejarah dunia, bahkan dengan akurasi yang mengejutkan. Dengan episode-episode yang seolah-olah menggambarkan kejadian masa depan sebelum terjadi, penonton terus terpesona dan mencari lebih banyak contoh koneksi yang aneh. Bahkan, spekulasi tentang kemampuan ramalan “The Simpsons” semakin mendapat perhatian serius setelah Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika Serikat pada tahun 2016.
Sejak tragedi “9/11”, “The Simpsons” telah menarik perhatian masyarakat luas dengan berbagai prediksi anehnya. Dalam sebuah episode yang tayang perdana pada tahun 1996, terdapat gambar brosur New York dengan angka 9 diikuti oleh Menara Kembar World Trade Center, membuatnya terlihat seperti mengacu pada serangan mengerikan itu. Selain itu, episode “Two Cars in Every Garage and Three Eyes on Every Fish” dari musim 2 juga dianggap sebagai contoh pertama dari ramalan “The Simpsons” yang terwujud.
Meskipun produser mantan “The Simpsons” membantah adanya kemampuan meramal dalam serial ini, fenomena ini tetap menarik perhatian banyak pihak. Berbagai studi dan analisis telah dilakukan untuk mengkaji aspek prediktif “The Simpsons”, menjadikannya subjek penelitian menarik dalam konteks budaya populer dan media. Dalam sebuah penelitian sebelum musim ke-30 hingga 33, teridentifikasi 1.224 prediksi yang dibuat oleh “The Simpsons”, dengan tingkat keberhasilan prediksi sekitar 1,6%.
Salah satu faktor yang memengaruhi fenomena ramalan “The Simpsons” adalah konfirmasi bias, di mana penonton cenderung mengingat dan melebih-lebihkan prediksi yang terbukti benar, sambil mengabaikan yang tidak terjadi. Sifat ambigu dan terbuka untuk interpretasi dalam “The Simpsons” memungkinkan penonton untuk mencocokkan peristiwa nyata dengan adegan-adegan dalam acara tersebut secara retrospektif.
Mungkin ini hanya serangkaian kebetulan yang luar biasa, atau mungkin ada sesuatu yang lebih dalam di balik kemampuan prediktif “The Simpsons”. Pertanyaan ini mungkin tetap menjadi misteri, namun tidak dapat disangkal bahwa “The Simpsons” telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam budaya populer dan sejarah dunia.